Saya suka banget mengkritik, menuduh, kalo ada yg bikin sesuatu yg 'gak pas dihati, saya akan kejar dengan semangat yang tidak kenal ampun
saya rasa sedang membela keyakinan saya, sedang membela TUHAN saya, eh... 'gak tau nya Allah tidak dapat memberi saya terang wajah-Nya...
Terjemahan roh nubuat mengamarkan :
Kebenaran diri tidak hanya membuat orang salah mengartikan Tuhan, tetapi membuat mereka berhati dingin, kritis terhadap saudara-saudara mereka.
Putra sulung, dalam keegoisan dan kecemburuannya, berdiri siap untuk menonton saudaranya, mengkritik setiap tindakan, dan menuduh kekurangannya.
Dia akan mendeteksi setiap kesalahan dan memanfaatkannya. Dengan demikian dia akan berusaha untuk membenarkan semangatnya yang tidak kenal ampun.
Banyak orang saat ini melakukan hal yang sama. Sementara jiwa membuat perjuangan pertamanya melawan banjir godaan, mereka berdiri, keras kepala, mengeluh, menuduh.
Mereka mengklaim sebagai anak-anak Tuhan, tetapi mereka bertindak keluar melalui roh Setan. Dengan sikap mereka terhadap saudara-saudara mereka, para penuduh ini menempatkan diri di tempat di mana Allah tidak dapat memberi mereka terang wajah-Nya.
Tulisan aslinya :
Self-righteousness not only leads men to misrepresent God, but makes them coldhearted and critical toward their brethren. The elder son, in his selfishness and jealousy, stood ready to watch his brother, to criticize every action, and to accuse him for the least deficiency. He would detect every mistake, and make the most of every wrong act. Thus he would seek to justify his own unforgiving spirit. Many today are doing the same thing. While the soul is making its very first struggles against a flood of temptations, they stand by, stubborn, self-willed, complaining, accusing. They may claim to be children of God, but they are acting out the spirit of Satan. By their attitude toward their brethren, these accusers place themselves where God cannot give them the light of His countenance. {COL 210.1}

Comments
Post a Comment